Sabtu, 12 Juli 2014

Libido Saya Tinggi, Saya Hiperseks? Bagaimana Solusinya?


Saya merasa, dalam usia 36 tahun sekarang ini, gairah seks saya meluap-luap. Padahal sebelum-sebelumnya tidak demikian. Cukup sekali atau dua kali setiap melakukan making love, itu sudah cukup. Namun sekarang, saya menginginkan lebih, sementara suami saya (43 tahun) mungkin karena kecapean akibat kesibukannya di kantor, terbiasa melakukan hubungan seks 1-2 kali setiap berhubungan badan.
Dengan anak tiga orang (1 laki-laki, 2 perempuan), saya dan suami memutuskan cukup dan tidak ingin menambah anak lagi. Maka, sejak tahun lalu, saya menjalani KB suntik. Dan, kami kini merasa bebas berhubungan badan kapan saja. Masalahnya, mengapa gairah seks saya meluap-luap? Apakah ada kelainan pada diri saya? Bagaimana mengajak suami agar mau berhubungan lebih dari 1-2 kali setiap melakukan hubungan badan?
Terus terang, dokter, saya jadi sering pusing. Apakah hal ini terkait dengan hubungan seks kami yang kurang akibat gairah meluap-luap yang tak terlampiaskan?
Ibu NA – Pondok Kelapa, Jakarta Timur

Jawaban Dokter Boyke:

Penggunaan alat kontrasepsi KB dapat membebaskan kekhawatiran perempuan untuk hamil. Perasaan nyaman saat melakukan hubungan seks, karena tidak mungkin hamil dapat menimbulkan gairah seks. Di samping itu, usia 36 tahun pada perempuan, adalah saat gairah seks sedang pada puncaknya, sehingga tidak heran kombinasi ke-2 hal tersebut dapat memicu gairah seks Anda.
Sebaliknya kesibukan dan kelelahan suami dalam bekerja terutama jika ditambah stres dalam pekerjaan dapat menurunkan gairah seks laki-laki. Akibatnya, gairah seks istri yang tinggi tidak diimbangi oleh gairah seks suami yang mulai menurun, timbullah perasaan “bersalah” dari istri, “jangan-jangan saya tidak menarik lagi!” 
Apalagi, efek samping ‘KB suntik’ biasanya adalah kegemukan, sehingga perempuan sering merasa dirinya tidak menarik karena gemuk. Untuk mengatasi “rasa bersalah” tersebut maka istri mencoba untuk lebih sering melakukan hubungan seks dan jika tidak terlaksana menimbulkan rasa cemas (biasanya ditandai dengan sakit kepala, uring-uringan dan sebagainya).
Untuk itu, cobalah komunikasikan hal ini dengan suami. Ajaklah suami untuk lebih mengerti kondisi Anda. Buatlah waktu luang bersama-sama, bukan hanya hubungan seks saja, tetapi waktu luang untuk saling berkomunikasi dan mengekspresikan keinginan masing-masing. Ok
Sumber : Suara Karya 

Bagaimana Solusinya? Baca Juga: Mengapa Harus Menggunakan FOREDI saat hubungan intim dengan HIPERSEKS

Tidak ada komentar :

Posting Komentar